Apa sih yang ga bisa buat kamu,Aji…
Allah bilang gtu ma aku d Mekah, Subhanallah.. sungguh, Allah sayang banget ma aku, buktinya apa pun yg kuinginkan langsung Alloh kasih, saat itu juga, ga ada istilah
Tp saat kukmbali n ktemu tmen2ku, byk yg nanya, dpat azab apa km dsna Jik?... hehe..eiiit jngan salah, Alloh tuh Maha Pengasih n Penyayang… gtu slalu jwbku.. aku ga mungkir, slama 34 tahun ku hidup, psti dosaku sbanyak pasir dpantai, ga trhitung… tapi itu tadi aku bgitu yakin Alloh sayang banget ma aku, krn Dia emang Maha Pengasih n Penyayang, dan Alloh sesuai dengan persangkaan kita.. Alloh Maha Tau.
Klo org bilang pergi Haji adalah panggilan, itu memang benar.. dan aku menjadi salah satu umatnya yg mendapat panggilan itu.. ku inget beberapa tahun yang lalu, kupernah punya keinginan tuk dapat mnunaikan rukun islam yg ke 5 pada saat aku masih muda. Seperti kebanyakan
Trnyata Alloh Maha Kaya… rejeki bisa datang dari arah yang tak disangka-sangka..tabungan yg kuprioritaskan tuk ONH, ga jelas jumlahnya, belum ada sperlimanya bahkan. Singkat cerita aku jadi TKHI tahun 2008. itupun tak disangka-sangka, Karena aku daftar dhari trakhir, dan kebijakan dari Dinas kesehatan Pusat, saat ini diutamakan yang berusia muda dan belum pernah Haji… padahal tahun2 sebelumnya diutamakan yg senior..Alhamdulillah..
Dan selama di tanah suci, ternyata aku terselamatkan dengan profesiku, bagaimana nggak, otomatis kerjaanku adalah nolong
Memang sjak awal komitmenku adalah jadi pelayan. Alloh memberi kesempatan aku dapat berHaji disaat aku masih muda, tetapi Alloh menugaskanku untuk melayani tamu Alloh, dan aku bahagia menerima tugas itu..
Ya Alloh tuntunlah hambaMu ini
Berikan ketabahan, kesehatan, kekuatan, kemudahan, kelancaran, kesabaran, keikhlasan dan kebahagiaan selama hamba di tanah suciMu ini. Berilah kekuatan dan kesehatan pada jamaah hamba sehingga mereka dpt menjalankan ibadahnya kepada Mu, terimalah amal ibadah mereka ya Alloh.
Doa itu yang kupanjatkan saat pertama kali ku brada dtanah Haram..
Dan Alhamdulillah itu semua kudapatkan.
Sabar, ikhlas dan istighfar, hanya itu yang mesti kita lakukan disana, apapun yang kita alami.
Saat pertama kali sampai di Jedah,aku yang cuma pake pantyliner ngrasa ga enak,disamping mabok krn terbang 11 jam (dan itu pertama kalinya ku naek pesawat…) eh trnyata merah.. aku pasrah, brarti ga bisa ikut thowaf bareng2 jamaah lain tuk umroh saat pertama kali tiba dMekah.Gak papa, aku bisa thowaf sendiri saat ku bersih nanti. Tapi Alloh Maha berKehendak, bangun tidur, pembalutku bersih.. jadi ku bisa mandi besar, sholat Subuh dan ikut rombongan thowaf bareng.. Padahal aku sama sekali tidak minum obat penunda Haid. Aku sudah pasrah dan ikhlas apapun yang Alloh berikan aku terima. Beberapa waktu sebelum keberangkatanku ketanah suci ku sudah konsul ke SpOG-ku dan kudapat resep, Cuma setelah kupikir-pikir ulang, resep itu tidak kutebus dan aku memutuskan tidak minum obat penunda haid.
Disini kudapat pelajaran bahwa manusia hanya berusaha, Alloh yang Maha Kuasa yang menentukan. Pake ilmu kedokteran secanggih apapun kalo Alloh menghendaki, ilmu manusia tidak ada artinya. Aku mengamati jamaahku, ada diantara mereka yang begitu ‘
Saat aku sampai di maktab; penginapan di Mekah, aku sudah mulai belajar.. aku pasrah untuk dapat
Alhamdulillah selama disana bisa dibilang aku sehat, meski pernah juga batuk dan masuk angin. Tapi meski
Pernah memang suaraku sampai hilang, karena batuk. Tapi saat ibuku dirumah menanyakan kondisiku, aku jawab via sms Alhamdulillah aku sehat Bu. Dan ternyata kata-kataku itu menjadi semacam doa, dan Alhamdulillah aku sehat bener, hanya sehari suaraku hilang. Saat itu aku malah thowaf sunah ke masjidil Haram, dan disana aku minum air zam-zam yang dingin, meski ada pilihan not cold. Tapi Bismillah aku niatkan Alloh yang berkehendak jika pharingitisku sembuh. Subhanallah, sampai di maktab, suaraku sudah kembali. Meski saat suaraku hilang, aku sempet mengobati pasien dengan bahasa tarsan karena benar-benar tidak keluar suara, tapi aku masih bisa tersenyum-senyum, dan aku tidak merasa terganggu dengan sakitku saat itu. Aku menerimanya saat itu InsyaAlloh dengan ikhlas. Aku anggap sebagai penghapus dosa-dosa kecilku, jadi aku syukurin saat aku batuk. Yah tentu saja aku tetap berikhtiar, aku juga minum obat, meski baru 3 kali minum obat, Alloh sudah memberi kesembuhan. Aku pikir obat yang paling mujarab saat kita sakit adalah ikhlas dan sabar, obat hanya penyerta ikhtiar kita saja.
Saat di Mekah, ada jamaahku yg memang harus cuci darah di RS King Abdul Aziz, Zaheer. Waktu itu aku sebagai dokter kloter harus mendampingi pasien saat pertama kali cuci darah. Selain didampingi oleh istrinya, juga ditemani oleh bapak ketua rombongan jamaah itu. Saat itu kami baru hari kedua di Mekah, kendala bahasa jelas menjadi masalah disana. Dari jam sepuluh pagi sampai habis Isya kami berada di RS itu. Sebenarnya proses hemodialisa hanya sekitar 4jam, tapi kami kesulitan saat akan kembali ke Maktab. Karena selain kami bertiga
Selama di RS itu ada kejadian yang tak terlupakan, aku waktu itu hanya bawa bekal air zam zam dan kue. Waktu jam makan siang, terpikir untuk cari makan, tapi bingung dimana kantinnya, terus nanti ngomongnya gimana, dan takut kesasar juga. Akhirnya aku berpikir nanti aja deh setelah sampai maktab pasti bisa makan, toh lumayan sudah makan kue. Cuma kepikiran juga ibu jamaah dan bapak ketua rombongan (pakPomo) gimana ya,.. tapi trnyata Insya Alloh, beliau adalah orang yang ikhlas dan sabar. Jadi selama di ruang tunggu RS aku sempat berbincang-bincang terutama dengan pak Pomo, menimba ilmu dan mendapat pencerahan. Alhamdulillah itu hikmah yang aku dapatkan disana. Satu lagi Alhamdulillah di RS itu ternyata ada perawat yang bekerja disana orang
Berbicara masalah makanan, aku sebenernya jadi ngrasa malu sama Alloh.. hehe.. sebelum aku berangkat, saat pemeriksaan kesehatan, ketahuan kalo ternyata kolesterolku agak tinggi, meski aku nggak gemuk tapi pola makanku memang salah. Aku tidak bisa meninggalkan telor. Dan ternyata awal di Mekah, Alloh tidak memberiku telor. Tapi aku sempat mengeluh sama perawatku, aku pengen telor mata sapi. Dan dua hari kemudian saat aku ke sector, ditawari makan disana, saat kubuka menu saat itu telor mata sapi persis seperti yang kumau, Alhamdulillah.
Saat aku jalan-jalan di mini market depan maktab, waktu aku mau beli sabun cair, aku sempet melihat cake yang
Lagi saat pulang malam dari Haram, aku sempet berkata dalam hati, wah hari gini enak nih makan ayam goreng.. kemudian pagi harinya saat aku jalan ke sector, ada mobil yang membawa makanan, di
Selama ini aku selalu minta bantuan
Aku hampir dibilang gak pernah masak, tapi Alhamdulillah selalu makan enak. Alhamdulillah aku mendapat jamaah yang baik hati dan suka memberi. Kalo adekku komentar, dia bilang karena aku suka nraktir jadi saat di Mekah, apa yang kutanam, itulah yang aku tuai. Alhamdulillah.
Di hari pertama aku mengunjungi Ka’bah, Subhanallah.. aku bersyukur Alloh memberiku kesempatan mengunjungi baitullah. Aku yakin Alloh selalu memberi tempat untukku, jadi meski dari kejauhan
Sebenarnya dari awal aku tidak punya obsesi untuk mendekati, menyentuh dan mencium Ka’bah. Tapi saat aku punya keinginan untuk itu Alloh memberiku kesempatan dan memenuhinya. Saat pertama kali aku hanya ingin bisa menyentuh Ka’bah, saat itu juga langsung Alloh kabulkan, aku sudah merasa bahagia sekali, saat bisa mendekat maqom Ibrahim pun Alhamdulillah aku sudah bersyukur. Kemudian saat ada teman yang bisa sholat di Hijr Ismail, yang tadinya aku tidak punya obsesi untuk itu, akhirnya ingin juga. Sempat terpikir, wah begitu banyak orang dan aku sendiri hanya berdua dengan perawatku yang sama-sama perempuan, mana bisa berebut tempat dengan mayoritas laki-laki dengan badan yang lebih besar dan kuat. Tapi aku langsung istighfar, kan ada Alloh, Dia yang Maha Kuasa, aku hanya berserah diri dan brgantung pada Nya. Aku tidak boleh bergantung pada laki-laki, karena saat itu memang aku tanpa muhrim karena petugas. Jadi hanya aku dan Alloh. Semuanya harus aku serahkan pada kehendaknya. Dan Alhamdulillah meski memang ada laki-laki yang membantu membuka jalan, tapi aku yakin itu pun karena kehendak perintahNya, akhirnya aku berhasil masuk dan sholat 2 rakaat di Hjir Ismail. Aku begitu yakin Alloh pasti memberi tempat untukku, dan keyakinanku itu benar-benar terwujud. Saat aku ingin menyentuh Ka’bah, Alloh pun memberiku kesempatan, ada seorang Turki yang memberiku tempat sehingga aku bisa menyentuh Ka’bah sepuasku.Aku yakin Alloh menurunkan
Kemudian bahkan saat aku tiba-tiba punya keinginan untuk mencium Hajar Aswad, Alloh pun mengabulkannya saat itu juga. Aku dibantu mbak Isma dengan cara yang menurutku paling aman dan masuk akal aku melakukan sesuatu yang sebenarnya juga nggak masuk akal. Aku saat itu hanya menempatkan diriku ‘Zero’.. tidak ada daya kekuatan selain hanya Alloh. Aku hanya mohon Alloh mengijinkanku mencium Hajar Aswad, memenuhi rasa penasaranku, mengapa semua
Aku layaknya jadi spiderman, karena aku merayap dari Rukun Yamani menuju Hajar Aswad. Jadi aku naik di dinding Ka’bah yang bentuknya miring, dengan dinding yang tegak lurus.. Kalau aku tidak yakin akan kekuasaanNya, pasti aku berpikir aku a
Perjuangan yang paling berat adalah keluar dari kerumunan
Ada kejadian saat baru saja aku menginjakkan kaki di Arofah. Aku ada di bis 5, Alhamdulillah bisnya cukup dingin Acnya,dan tidak mengalami kemacetan dari Maktab menuju Arofah. Waktu itu aku menempatkan diriku sebagai petugas, aku harus mendahulukan jamaah,karena trnyata dalam satu bis pasti ada yg berdiri..dan Insya Alloh aku ikhlas untuk berdiri asal jamaahku bisa mendapat tempat duduk. Tapi ternyata bapak-bapak jamaah di kloterku sangat bijaksana, mereka menempatkan aku sebagai wanita,yg harus duduk, dan pria yg harus mengalah.Wah sebenarnya aku gak enak hati banget dengan pakToni yang seharusnya bisa duduk manis disamping buToni..Sepanjang perjalanan aku hanya bisa mendoakan mereka agar Alloh selalu memberikan mereka kesehatan dan kebahagiaan dan terpenuhi segala kebutuhan dan keperluan mereka.Amin.
Sesampai di Arofah,ternyata bis 1 belum sampai,sempat khawatir,karena disana ada 1 perawat dan bapak ketua kloter. Ternyata bisnya kena macet. Dan ada masalah disana karena Acnya tidak nyala, sementara jendelanya tidak bisa dibuka.. dan ada seorang jamaah dengan DM yang akhirnya mengalami coma hipoglikemi. Subhanalloh, Alloh memberi cobaan dan menunjukkan KuasaNya dengan sangat Bijaksana. Koper obat ada di bis 1, ada perawat yg pekerjaannya di ICU RS. Jadi masih di atas bis, pasien itu langsung dipasang infus, bahkan dipasang ET..saat ku sampai di atas bis,smua itu sudah terpasang, masih panik, aku konsul ke dokter sektor, ada advis untuk bolus D40 4flash...padahal kami hanya punya 1 flash..Bismillah, hanya itu yg bisa kami lakukan, kami baru sampai, belum tau mesti kami rujuk kemana pasien ini. Doa, berserah diri, setelah kami maksimal melakukan apa yang kami mampu lakukan. Alhamdulillah, AllohuAkbar.. dengan ilmu kedokteran secanggih apapun, tidak akan ada artinya, karena Alloh Maha Kuasa... saat pasien itu terbangun dari comanya, Subhanalloh Alhamdulillah, hanya itu yang bisa terucap.. Alloh menunjukkan KuasaNya, di depan mataku. Alloh menunjukkan Kasih SayangNya, Alloh menunjukkan keBijaksanaanNya, semuanya Alloh tunjukkan agar kita iqra, membaca segala sesuatu terjadi adalah karena KehendakNya.. kita bukan siapa-siapa...kita bukan apa-apa...kita hanya bagaikan debu yang bisa diterbangkan angin,kemana angin membawa..Subhanalloh..aku merasa sangat tidak berarti disitu.. Alloh membuka mata(hatiku) dengan sangat Bijaksana..
Ada kejadian juga saat di Maktab, seorang jamaah yg tiba-tiba tengah malam mengalami Angina.. saat itu aku harus segera mengambil keputusan untuk merujuknya ke sektor atau langsung membawanya ke Daker.. Karena masalah Jantung, aku memilih untuk langsung ke Daker.. sepanjang perjalanan tak henti-hentinya aku berdoa, karena aku yakin Alloh begitu dekat, dan langsung mengabulkan doa kita..sekali lagi ikhtiar dibutuhkan, tapi harus disertai penyerahan total segalanya atas KehendakNya. Singkat cerita, bapak tersebut berhasil melewati masa kritisnya dan Alhamdulillah sehat kembali dan dapat menjalankan ibadah sampai akhir, dan pulang juga dalam keadaan sangat stabil.
Dari 400 jamaah ditambah petugas 5 orang termasuk aku, pasti masing-masing dengan catatan medis yang sangat beragam, kalau diceritakan satu-satu pasti menarik juga. Tapi sengaja aku sampaikan beberapa saja secara acak, meski aku masih mengingatnya, karena setiap kejadian disana sangat tak terlupakan..
Sebelum berangkat, selalu banyak yang berkomentar, satu orang dokter dengan 2 orang perawat melayani 400 jamaah??... mana mungkin?!... tapi aku yakin dua tanganku ini memang tidak artinya, tapi Alloh mempunyai ‘tangan’ yang lebih berKuasa dan berKehendak atas umatNya.. apa yang kulakukan hanyalah satu hal kecil ikhtiar manusia, pasti tidak akan menjangkau dan memuaskan semua orang. Tapi Insya Alloh, Dia Maha Menilai, Maha Mengatur, dan PenilaianNya tidak akan salah.. Semua aku serahkan padaNya.. karena Dia Maha Mengetahui, sekecil apapun yang kita lakukan..
To be continued......
wow...subhanallah...alhamdulillah...jiik...
BalasHapussubhanalloh... allohu akbar... smoga tetap jadi dokter yg istiqomah ya
BalasHapus