Minggu, 10 Mei 2009

ALLOH CINTA MA AKU

ALLAH CNTA MA AKU

Apa sih yang ga bisa buat kamu,Aji…

Allah bilang gtu ma aku d Mekah, Subhanallah.. sungguh, Allah sayang banget ma aku, buktinya apa pun yg kuinginkan langsung Alloh kasih, saat itu juga, ga ada istilah delay…Alhamdulillah.

Tp saat kukmbali n ktemu tmen2ku, byk yg nanya, dpat azab apa km dsna Jik?... hehe..eiiit jngan salah, Alloh tuh Maha Pengasih n Penyayang… gtu slalu jwbku.. aku ga mungkir, slama 34 tahun ku hidup, psti dosaku sbanyak pasir dpantai, ga trhitung… tapi itu tadi aku bgitu yakin Alloh sayang banget ma aku, krn Dia emang Maha Pengasih n Penyayang, dan Alloh sesuai dengan persangkaan kita.. Alloh Maha Tau.

Klo org bilang pergi Haji adalah panggilan, itu memang benar.. dan aku menjadi salah satu umatnya yg mendapat panggilan itu.. ku inget beberapa tahun yang lalu, kupernah punya keinginan tuk dapat mnunaikan rukun islam yg ke 5 pada saat aku masih muda. Seperti kebanyakan orang, masalah biasanya karena biaya.. yah ada orang yang mampu dari segi financial tapi skala prioritasnya bukan untuk biaya ONH, tapi untuk beli rumah, beli mobil, biaya anak sekolah, bahkan biaya sekolah sendiri S2, S3 dan seterusnya.. masalah biaya memang relative. Tapi saat aku punya keinginan itu, memang di dompetku nol rupiah, ku hanya bisa nulis dDraft HPku, Labaikallahuma labaik… Subhanallah… terus,kubuka rekening tabungan yang ga pake ATM, (maksudnya biar ga bisa kuambil swaktu-waktu; saat itu kupunya 3 rekening bank). Tiap bulan sisa uang belanja kutabung dsana, klo dpt arisan, kumasukin juga, ada jasa medis yg ga seberapa kutabung juga..kadang2 3 bulan ga nabung-nabung, krn pngen kerudung baru, pngen baju baru..hehe..

Trnyata Alloh Maha Kaya… rejeki bisa datang dari arah yang tak disangka-sangka..tabungan yg kuprioritaskan tuk ONH, ga jelas jumlahnya, belum ada sperlimanya bahkan. Singkat cerita aku jadi TKHI tahun 2008. itupun tak disangka-sangka, Karena aku daftar dhari trakhir, dan kebijakan dari Dinas kesehatan Pusat, saat ini diutamakan yang berusia muda dan belum pernah Haji… padahal tahun2 sebelumnya diutamakan yg senior..Alhamdulillah..

Dan selama di tanah suci, ternyata aku terselamatkan dengan profesiku, bagaimana nggak, otomatis kerjaanku adalah nolong orang, dan karena di tanah Haram apa yg kita lakukan langsung dapat balasan saat itu juga, maka aku mendapatkan semua itu, Alloh selalu menolongku.

Memang sjak awal komitmenku adalah jadi pelayan. Alloh memberi kesempatan aku dapat berHaji disaat aku masih muda, tetapi Alloh menugaskanku untuk melayani tamu Alloh, dan aku bahagia menerima tugas itu..

Ya Alloh tuntunlah hambaMu ini

Berikan ketabahan, kesehatan, kekuatan, kemudahan, kelancaran, kesabaran, keikhlasan dan kebahagiaan selama hamba di tanah suciMu ini. Berilah kekuatan dan kesehatan pada jamaah hamba sehingga mereka dpt menjalankan ibadahnya kepada Mu, terimalah amal ibadah mereka ya Alloh.

Doa itu yang kupanjatkan saat pertama kali ku brada dtanah Haram..

Dan Alhamdulillah itu semua kudapatkan.

Sabar, ikhlas dan istighfar, hanya itu yang mesti kita lakukan disana, apapun yang kita alami.

Saat pertama kali sampai di Jedah,aku yang cuma pake pantyliner ngrasa ga enak,disamping mabok krn terbang 11 jam (dan itu pertama kalinya ku naek pesawat…) eh trnyata merah.. aku pasrah, brarti ga bisa ikut thowaf bareng2 jamaah lain tuk umroh saat pertama kali tiba dMekah.Gak papa, aku bisa thowaf sendiri saat ku bersih nanti. Tapi Alloh Maha berKehendak, bangun tidur, pembalutku bersih.. jadi ku bisa mandi besar, sholat Subuh dan ikut rombongan thowaf bareng.. Padahal aku sama sekali tidak minum obat penunda Haid. Aku sudah pasrah dan ikhlas apapun yang Alloh berikan aku terima. Beberapa waktu sebelum keberangkatanku ketanah suci ku sudah konsul ke SpOG-ku dan kudapat resep, Cuma setelah kupikir-pikir ulang, resep itu tidak kutebus dan aku memutuskan tidak minum obat penunda haid.

Disini kudapat pelajaran bahwa manusia hanya berusaha, Alloh yang Maha Kuasa yang menentukan. Pake ilmu kedokteran secanggih apapun kalo Alloh menghendaki, ilmu manusia tidak ada artinya. Aku mengamati jamaahku, ada diantara mereka yang begitu ‘bernapsu’ untuk melaksanakan ibadah di tanah suci sesempurna mungkin. Menurutku, Alloh tidak melarang umatnya untuk ikhtiar, namun kembali ke hati masing-masing. Walahualam, Alloh maha mengetahui apa yang ada di dalam hati yang paling dalam umatnya. Ada yang begitu ikhlas, ada yang menjadikan Alloh laksana dukun, meminta (bahkan dengan memaksa), tanpa mencintai ‘sang dukun’. Kita kadang lupa bahwa Alloh Maha mengetahui.. mungkin yang baik menurut kita belum tentu itu baik menurut Alloh, begitu sebaliknya. Cobalah berpikir, Alloh yang menjadikan kita, wanita mendapat haid tiap bulan, pasti ada maksudnya bukan, terimalah itu dengan ikhlas. Ibadah bukan hanya sholat, bukan hanya thowaf(saat di tanah suci), Alloh membuka banyak jalan untuk mendapatkan pahala. Misalnya,saat kita berhalangan,sementara teman-teman yang lain melakukan thowaf atau sholat di masjidil Haram, bukankah kita masih bisa mengumpulkan pahala dengan memasakkan makanan buat teman-teman sekamar. Asalkan itu dilakukan dengan ikhlas, pasti Alloh mencatat amal perbuatan kita. Tapi masih ada ibu-ibu yang berpendapat, sudah jauh-jauh sampai tanah suci, masak nggak bisa sholat, nggak bisa thowaf?.. itulah manusia kurang sabar, kurang ikhlas, kurang mau berpikir, kurang bisa memaknai kejadian yang dialami, padahal banyak hikmah di balik peristiwa.

Saat aku sampai di maktab; penginapan di Mekah, aku sudah mulai belajar.. aku pasrah untuk dapat kamar yang seperti apa. Alhamdulillah itu kata pertama yang kuucapkan, akhirnya bisa ‘nyelehke geger’ setelah prjalanan panjang dari Indonesia. Ternyata AC kamarku gak nyala, tapi ada kipas angin di langit-langit, dan udaranya nggak panas-panas amat. Yang ada dipikiranku saat itu, Astaghfirullah hal adzim.. inilah Alloh sedang menegurku, selama ini di rumah aku suka foya-foya AC di kamarku sih.. gak pernah bayar listrik lagi(aku masih tinggal di rumah ortu, makan tidur gratis).. jadi aku ikhlas di Mekah ga ngrasain AC. Tapi 2 hari kemudian Subhanallah, AC kamarku dicoba dinyalain, dan Alhamdulillah dingin… hmmm.. ternyata lagi-lagi keikhlasan dan kesabaran berbuah manis. Sampai-sampai ada jamaah yang berkomentar, wah, ruangan budokter enak ya, dingin.. Lha bukannya semua kamar ada ACnya.. iya, tapi ternyata, ada yang bunyinya heboh kalo dinyalain, jadi mending ACnya mati aja. Ada yang kalo dinyalakan, malah kemasukan bulu-bulu burung dari luar, aneh kan. Terus ada yang bingung, kalo dinyalain teman sekamarnya protes karena gak tahan AC,.. wah ternyata tiap orang membawa nasib sendiri-sendiri ya.. Masalah kamarmandi, membawa cerita tersendiri juga. Alhamdulillah aku menikmati kamar mandiku, meski minimalis, tapi gak masalah, aku bisa mandi air hangat, jadi kran yang manapun aku gunakan tiap kali mengalir, pasti awalnya dingin, lama-lama jadi hangat. Tapi ternyata, sempat ada kasus, ada seorang jamaah yang mengalami luka bakar di telapak tangannya karena tiba-tiba yang mengalir adalah air panas.. Astaghfirullah..

Ada kisah juga, di awalnya aku hanya mandi sekali, karena disana meski udara agak panas, tapi tidak terasa gerah. Suatu hari ada jamaah yang berobat karena masuk angin. Bayangkan dia mandi jam 2 pagi..meski airnya hangat,ternyata tetap bikin gak enak badan. Disana Subuh jam 5.30. jadi banyak jamaah yang terlalu khawatir, takut kehabisan air, takut antri kamar mandi dan pertimbangan lain. Aku sempet menasihati, mandi cukup sehari sekali aja kayak aku, biasanya sebelum Dhuhur, gak akan masuk angin. Eh setelah aku ngomong gitu, aneh tiap kali ku ke kamar mandi, kok rasanya pengen mandi ya… Lho, ibu habis mandi? Kok sehari 3 kali mandinya..tadi bilang sama jamaah sekali, begitu kata perawatku sambil ketawa. Yah, ternyata kita nggak boleh ngomentarin orang lain..hehe.. Alhamdulillah aku nggak masuk angin gara-gara mandi, soalnya aku kan nggak mandi tengah malam.. yah cukup pagi siang dan sore, seperti minum obat..hehe..

Alhamdulillah selama disana bisa dibilang aku sehat, meski pernah juga batuk dan masuk angin. Tapi meski kamar tempat aku tidur adalah juga tempat periksa, dimana pasien-pasien jamaahku berobat, nggak pernah sekalipun terbersit dalam pikiranku kita(aku dan perawatku) ketularan. Dan Alloh mengabulkan persangkaanku. Malah ada jamaah yang mengeluh dia sebelumnya nggak batuk, tapi gara-gara temen sekamarnya batuk, dia jadi ketularan. Aku segera jelasin bukan karena ketularan, tapi Alloh memang sedang memberi batuk, kalo dipikir pasti sudah sejak kemarin-kemarin aku batuk, karena pasienku batuk semua, nyatanya saat itu aku sehat-sehat aja. Alloh Maha Kuasa.

Pernah memang suaraku sampai hilang, karena batuk. Tapi saat ibuku dirumah menanyakan kondisiku, aku jawab via sms Alhamdulillah aku sehat Bu. Dan ternyata kata-kataku itu menjadi semacam doa, dan Alhamdulillah aku sehat bener, hanya sehari suaraku hilang. Saat itu aku malah thowaf sunah ke masjidil Haram, dan disana aku minum air zam-zam yang dingin, meski ada pilihan not cold. Tapi Bismillah aku niatkan Alloh yang berkehendak jika pharingitisku sembuh. Subhanallah, sampai di maktab, suaraku sudah kembali. Meski saat suaraku hilang, aku sempet mengobati pasien dengan bahasa tarsan karena benar-benar tidak keluar suara, tapi aku masih bisa tersenyum-senyum, dan aku tidak merasa terganggu dengan sakitku saat itu. Aku menerimanya saat itu InsyaAlloh dengan ikhlas. Aku anggap sebagai penghapus dosa-dosa kecilku, jadi aku syukurin saat aku batuk. Yah tentu saja aku tetap berikhtiar, aku juga minum obat, meski baru 3 kali minum obat, Alloh sudah memberi kesembuhan. Aku pikir obat yang paling mujarab saat kita sakit adalah ikhlas dan sabar, obat hanya penyerta ikhtiar kita saja.

Saat di Mekah, ada jamaahku yg memang harus cuci darah di RS King Abdul Aziz, Zaheer. Waktu itu aku sebagai dokter kloter harus mendampingi pasien saat pertama kali cuci darah. Selain didampingi oleh istrinya, juga ditemani oleh bapak ketua rombongan jamaah itu. Saat itu kami baru hari kedua di Mekah, kendala bahasa jelas menjadi masalah disana. Dari jam sepuluh pagi sampai habis Isya kami berada di RS itu. Sebenarnya proses hemodialisa hanya sekitar 4jam, tapi kami kesulitan saat akan kembali ke Maktab. Karena selain kami bertiga orang yang sehat, kami bersama seorang bapak yang sakit. Kami sama sekali buta daerah itu, karena baru pertama kali. Sampai di RS itu kami diantar oleh ambulance sector, kemudian ditinggal.

Selama di RS itu ada kejadian yang tak terlupakan, aku waktu itu hanya bawa bekal air zam zam dan kue. Waktu jam makan siang, terpikir untuk cari makan, tapi bingung dimana kantinnya, terus nanti ngomongnya gimana, dan takut kesasar juga. Akhirnya aku berpikir nanti aja deh setelah sampai maktab pasti bisa makan, toh lumayan sudah makan kue. Cuma kepikiran juga ibu jamaah dan bapak ketua rombongan (pakPomo) gimana ya,.. tapi trnyata Insya Alloh, beliau adalah orang yang ikhlas dan sabar. Jadi selama di ruang tunggu RS aku sempat berbincang-bincang terutama dengan pak Pomo, menimba ilmu dan mendapat pencerahan. Alhamdulillah itu hikmah yang aku dapatkan disana. Satu lagi Alhamdulillah di RS itu ternyata ada perawat yang bekerja disana orang Indonesia, dua orang, mereka cukup ramah dan baik hati. Saat selesai sholat Isya, salah satu dari mereka menawariku makan malam yang dia bawa dari asramanya. Dia masak sendiri, tentu saja bumbu Indonesia, dimana disana cukup jarang menemukan masakan dengan bumbu Indonesia. Dan menu malam itu ternyata Nasi Goreng, kesukaanku, persis, ada potongan sosis, ayam dan telor, serasa makan di restoran di Semarang. Subhanallah, disaat aku ‘kelaparan’ ternyata Alloh memberiku makanan kesukaanku, yang tak kuduga sama sekali. Tentu saja kami semua makan bersama-sama.. Alhamdulillah rejeki bisa datang dari arah tak disangka-sangka. Selain itu dengan bantuan dua perawat Indonesia, kami jadi bisa pulang ke maktab dengan selamat. Dan satu masalah yang awalnya begitu sulit terpecahkan, akhirnya berkat kesabaran dan keikhlasan kami, Alloh memberi jalan.

Berbicara masalah makanan, aku sebenernya jadi ngrasa malu sama Alloh.. hehe.. sebelum aku berangkat, saat pemeriksaan kesehatan, ketahuan kalo ternyata kolesterolku agak tinggi, meski aku nggak gemuk tapi pola makanku memang salah. Aku tidak bisa meninggalkan telor. Dan ternyata awal di Mekah, Alloh tidak memberiku telor. Tapi aku sempat mengeluh sama perawatku, aku pengen telor mata sapi. Dan dua hari kemudian saat aku ke sector, ditawari makan disana, saat kubuka menu saat itu telor mata sapi persis seperti yang kumau, Alhamdulillah.

Saat aku jalan-jalan di mini market depan maktab, waktu aku mau beli sabun cair, aku sempet melihat cake yang tampaknya cukup lezat. Aku cuma berkata dalam hati, wah berapa riyal ya, harga cake itu.. dan malamnya, ada jamaah yang mengetuk kamarku, bu dokter ini ada dessert, bapak ulang tahun,.. Alhamdulillah itu cake yang aku inginkan siang tadi persis ada di hadapanku..Subhanallah..

Lagi saat pulang malam dari Haram, aku sempet berkata dalam hati, wah hari gini enak nih makan ayam goreng.. kemudian pagi harinya saat aku jalan ke sector, ada mobil yang membawa makanan, di sana banyak orang kaya yang bersedekah dengan membagikan makanan bagi mereka yang lewat di jalan. Halal… halal.. begitu mereka membagikannya. Saat itu karena rasa penasaran ku aja, karena orang Arab itu melambaikan tangannya menyuruhku mendekat untuk nerima paket makanan itu. Kalo di Indonesia nasi kotak lah, kalo di Arab, dibungkus dengan alumunium foil. Sekotak nasi dan sekotak juice. Saat aku buka eh ternyata nasi dan ayam goreng, persis seperti yang aku inginkan semalam, Subhanallah, Alhamdulillah..

Selama ini aku selalu minta bantuan orang lain saat aku kesulitan, entah itu masalah HP, Laptop, mobil, semua, tolong dong, selalu begitu. Dan ternyata saat di Mekah, selain jadi Tim kesehatan, aku juga sempet jadi tim pembimbing ibadah, karena ada yang bertanya dan konsultasi tentang ibadah. Selain itu aku ternyata jadi operator HP juga. Saat ada satu jamaah yang bertanya bu dokter kok HPku gak bisa dipake nelpon ke Indonesia, kok punya budokter bisa.. Ternyata masalah aktivasinya. Yah meski sepele, ternyata disana keberanian mengutak atik HP banyak gunanya. Aku yang di Indonesia sering minta tolong, eh dibalik sama Alloh, di Mekah aku yang dimintain tolong, Alhamdulillah, seneng rasanya bisa bantuin orang banyak. Dan akibatnya Alloh banyak membantuku, Alhamdulillah.

Aku hampir dibilang gak pernah masak, tapi Alhamdulillah selalu makan enak. Alhamdulillah aku mendapat jamaah yang baik hati dan suka memberi. Kalo adekku komentar, dia bilang karena aku suka nraktir jadi saat di Mekah, apa yang kutanam, itulah yang aku tuai. Alhamdulillah.

Di hari pertama aku mengunjungi Ka’bah, Subhanallah.. aku bersyukur Alloh memberiku kesempatan mengunjungi baitullah. Aku yakin Alloh selalu memberi tempat untukku, jadi meski dari kejauhan tampak lautan manusia, tapi saat aku thowaf selalu ada ruang untukku, alhamdulillah.

Sebenarnya dari awal aku tidak punya obsesi untuk mendekati, menyentuh dan mencium Ka’bah. Tapi saat aku punya keinginan untuk itu Alloh memberiku kesempatan dan memenuhinya. Saat pertama kali aku hanya ingin bisa menyentuh Ka’bah, saat itu juga langsung Alloh kabulkan, aku sudah merasa bahagia sekali, saat bisa mendekat maqom Ibrahim pun Alhamdulillah aku sudah bersyukur. Kemudian saat ada teman yang bisa sholat di Hijr Ismail, yang tadinya aku tidak punya obsesi untuk itu, akhirnya ingin juga. Sempat terpikir, wah begitu banyak orang dan aku sendiri hanya berdua dengan perawatku yang sama-sama perempuan, mana bisa berebut tempat dengan mayoritas laki-laki dengan badan yang lebih besar dan kuat. Tapi aku langsung istighfar, kan ada Alloh, Dia yang Maha Kuasa, aku hanya berserah diri dan brgantung pada Nya. Aku tidak boleh bergantung pada laki-laki, karena saat itu memang aku tanpa muhrim karena petugas. Jadi hanya aku dan Alloh. Semuanya harus aku serahkan pada kehendaknya. Dan Alhamdulillah meski memang ada laki-laki yang membantu membuka jalan, tapi aku yakin itu pun karena kehendak perintahNya, akhirnya aku berhasil masuk dan sholat 2 rakaat di Hjir Ismail. Aku begitu yakin Alloh pasti memberi tempat untukku, dan keyakinanku itu benar-benar terwujud. Saat aku ingin menyentuh Ka’bah, Alloh pun memberiku kesempatan, ada seorang Turki yang memberiku tempat sehingga aku bisa menyentuh Ka’bah sepuasku.Aku yakin Alloh menurunkan orang Turki itu seperti saat pertama aku sholat di depan Ka’bah, ada seorang Turki yang membantuku melindungiku saat aku sholat, dia menghalangi orang-orang untuk lewat didepanku, sehingga aku bisa menyelesaikan sholatku tanpa gangguan orang-orang yang lewat di depanku. Subhanallah, Alhamdulillah.

Kemudian bahkan saat aku tiba-tiba punya keinginan untuk mencium Hajar Aswad, Alloh pun mengabulkannya saat itu juga. Aku dibantu mbak Isma dengan cara yang menurutku paling aman dan masuk akal aku melakukan sesuatu yang sebenarnya juga nggak masuk akal. Aku saat itu hanya menempatkan diriku ‘Zero’.. tidak ada daya kekuatan selain hanya Alloh. Aku hanya mohon Alloh mengijinkanku mencium Hajar Aswad, memenuhi rasa penasaranku, mengapa semua orang sedunia begitu sangat ingin melakukannya. Tanpa ijin Nya tentu hal itu mustahil, karena begitu banyaknya orang dalam waktu yang bersamaan mempunyai keinginan yang sama. Aku hanya berpikir, jangan sampai keinginanku ini, menyakiti orang lain seperti saat ingin sholat di Hjir Ismail, dan Alhamdulillah di tempat berdesakan seperti apa pun aku tidak merasa tersakiti meski terdorong tapi tidak menyakitkan, tidak tersikut, tidak terinjak, jd Alloh benar-benar melindungiku.

Aku layaknya jadi spiderman, karena aku merayap dari Rukun Yamani menuju Hajar Aswad. Jadi aku naik di dinding Ka’bah yang bentuknya miring, dengan dinding yang tegak lurus.. Kalau aku tidak yakin akan kekuasaanNya, pasti aku berpikir aku akan jatuh,.. tapi aku begitu yakin Alloh akan menolongku dan memberiku kekuatan dan kesabaran sehingga aku bisa berjuang untuk memenuhi keinginanku. Yah, itu semua bagiku kuanggap sebagai perjuangan, Alloh Maha Melihat dan Mengetahui seberapa gigih kita berjuang, dan akhirnya Alloh akan memberikan hadiah untuk perjuangan yang telah kita lakukan.

Ada saat yang aku hanya bisa berucap Subhanallah. Saat aku berada di tengah-tengah dinding Ka’bah, aku sempat merasakan semilir angin yang tiba-tiba datang,dan aku hanya bisa menatap keatas kain yang menutupi Ka’bah, kain itu tidak bergerak karena memang pas menempel di dinding, angin dari mana kah itu?.. angin surga barangkali.. Alhamdulillah.. kemudian tanpa terasa ku sudah di dekat Hajar Aswad, aku menunggu kesempatan untuk turun dan langsung memasukkan kepalaku kecekungan yang di dalamnya ada batu hitam yang baunya harum khas.. setelah menciumnya,tanpa berlama-lama, karena aku pikir begitu banyak yang antri dan aku gak boleh egois. Aku tidak memanjatkan doa apa pun, karena aku yakin Alloh Maha Tahu apa yang ada bahkan di dalam hatiku yang paling dalam.

Perjuangan yang paling berat adalah keluar dari kerumunan orang setelah mencium Hajar Aswad, Subhanallah aku sempat tidak bisa bernapas saking banyaknya orang tinggi besar disekelilingku. Aku sempat berkata sama mbak Isma.. mbak,keluarnya gimana nih??... dan lagi-lagi Alloh Maha Kuasa, Dia memberi kekuatan pada mbak Isma, sehingga dia bisa menarikku keluar dari kerumunan dan berhasil menepi dari putaran orang-orang yang masih thowaf. Aku hanya bisa istighfar dan bersyukur setelah ku sampai di dalam Masjidil Haram untuk berkumpul dengan teman-teman yang lain. Pengalaman yang tak kan terlupakan seumur hidupku.. Banyak pelajaran yang kudapatkan disini adalah betapa Maha Kuasa dan Maha Berkehendaknya Alloh. Kita manusia hanya menjalankan apa yang telah digariskan.. kita bukan siapa-siapa, kita tidak punya kuasa apa-apa. Ada Dzat yang Maha Agung yang Maha Mengatur.. kita hanya harus bersyukur, bersabar dan banyak istighfar..

Ada kejadian saat baru saja aku menginjakkan kaki di Arofah. Aku ada di bis 5, Alhamdulillah bisnya cukup dingin Acnya,dan tidak mengalami kemacetan dari Maktab menuju Arofah. Waktu itu aku menempatkan diriku sebagai petugas, aku harus mendahulukan jamaah,karena trnyata dalam satu bis pasti ada yg berdiri..dan Insya Alloh aku ikhlas untuk berdiri asal jamaahku bisa mendapat tempat duduk. Tapi ternyata bapak-bapak jamaah di kloterku sangat bijaksana, mereka menempatkan aku sebagai wanita,yg harus duduk, dan pria yg harus mengalah.Wah sebenarnya aku gak enak hati banget dengan pakToni yang seharusnya bisa duduk manis disamping buToni..Sepanjang perjalanan aku hanya bisa mendoakan mereka agar Alloh selalu memberikan mereka kesehatan dan kebahagiaan dan terpenuhi segala kebutuhan dan keperluan mereka.Amin.

Sesampai di Arofah,ternyata bis 1 belum sampai,sempat khawatir,karena disana ada 1 perawat dan bapak ketua kloter. Ternyata bisnya kena macet. Dan ada masalah disana karena Acnya tidak nyala, sementara jendelanya tidak bisa dibuka.. dan ada seorang jamaah dengan DM yang akhirnya mengalami coma hipoglikemi. Subhanalloh, Alloh memberi cobaan dan menunjukkan KuasaNya dengan sangat Bijaksana. Koper obat ada di bis 1, ada perawat yg pekerjaannya di ICU RS. Jadi masih di atas bis, pasien itu langsung dipasang infus, bahkan dipasang ET..saat ku sampai di atas bis,smua itu sudah terpasang, masih panik, aku konsul ke dokter sektor, ada advis untuk bolus D40 4flash...padahal kami hanya punya 1 flash..Bismillah, hanya itu yg bisa kami lakukan, kami baru sampai, belum tau mesti kami rujuk kemana pasien ini. Doa, berserah diri, setelah kami maksimal melakukan apa yang kami mampu lakukan. Alhamdulillah, AllohuAkbar.. dengan ilmu kedokteran secanggih apapun, tidak akan ada artinya, karena Alloh Maha Kuasa... saat pasien itu terbangun dari comanya, Subhanalloh Alhamdulillah, hanya itu yang bisa terucap.. Alloh menunjukkan KuasaNya, di depan mataku. Alloh menunjukkan Kasih SayangNya, Alloh menunjukkan keBijaksanaanNya, semuanya Alloh tunjukkan agar kita iqra, membaca segala sesuatu terjadi adalah karena KehendakNya.. kita bukan siapa-siapa...kita bukan apa-apa...kita hanya bagaikan debu yang bisa diterbangkan angin,kemana angin membawa..Subhanalloh..aku merasa sangat tidak berarti disitu.. Alloh membuka mata(hatiku) dengan sangat Bijaksana..

Ada kejadian juga saat di Maktab, seorang jamaah yg tiba-tiba tengah malam mengalami Angina.. saat itu aku harus segera mengambil keputusan untuk merujuknya ke sektor atau langsung membawanya ke Daker.. Karena masalah Jantung, aku memilih untuk langsung ke Daker.. sepanjang perjalanan tak henti-hentinya aku berdoa, karena aku yakin Alloh begitu dekat, dan langsung mengabulkan doa kita..sekali lagi ikhtiar dibutuhkan, tapi harus disertai penyerahan total segalanya atas KehendakNya. Singkat cerita, bapak tersebut berhasil melewati masa kritisnya dan Alhamdulillah sehat kembali dan dapat menjalankan ibadah sampai akhir, dan pulang juga dalam keadaan sangat stabil.

Dari 400 jamaah ditambah petugas 5 orang termasuk aku, pasti masing-masing dengan catatan medis yang sangat beragam, kalau diceritakan satu-satu pasti menarik juga. Tapi sengaja aku sampaikan beberapa saja secara acak, meski aku masih mengingatnya, karena setiap kejadian disana sangat tak terlupakan..

Sebelum berangkat, selalu banyak yang berkomentar, satu orang dokter dengan 2 orang perawat melayani 400 jamaah??... mana mungkin?!... tapi aku yakin dua tanganku ini memang tidak artinya, tapi Alloh mempunyai ‘tangan’ yang lebih berKuasa dan berKehendak atas umatNya.. apa yang kulakukan hanyalah satu hal kecil ikhtiar manusia, pasti tidak akan menjangkau dan memuaskan semua orang. Tapi Insya Alloh, Dia Maha Menilai, Maha Mengatur, dan PenilaianNya tidak akan salah.. Semua aku serahkan padaNya.. karena Dia Maha Mengetahui, sekecil apapun yang kita lakukan..

To be continued......

2 komentar:

  1. wow...subhanallah...alhamdulillah...jiik...

    BalasHapus
  2. subhanalloh... allohu akbar... smoga tetap jadi dokter yg istiqomah ya

    BalasHapus