Rabu, 17 Mei 2017

*Life Coaching*

Seandainya aku yg bertanya: "Bagaimana kabarmu?" Jawabmu: "Baik"
"Bagaimana kekasihmu?". "Baik, aku berharap dia bisa membawaku di jalan lurus."
"Bagaimana warna hidupmu?" Baik, aku selalu bs survive, aku juga sll lucky

Seandainya Tuhan yg bertanya:
"Bagaimana kabarmu?" Jawabmu: Tuhan, beri aku bahagia. Selama ini aku sering merasa galau. Bahagiakan aku...
"Bagaimana kekasihmu?" Dia baik, dia cukup lurus. Tapi dia tll monoton. Aku bs berbahagia dgnya, tp aku ingin kegairahan
"Bagaimana warna hidupmu?" masih banyak impian2ku yg belum kuraih. Aku bisa menerima kegagalan, tp plg tdk aku ingin seseorang/sesuatu pemacu perjuanganku. Yg bs membuatku berani mencoba dan mendampingiku

Seandainya hatimu sendiri yg bertanya:
"Inikah keadaan yg dirimu inginkan?"
"Diakah kekasih impianmu?"
"Ikhlaskah dirimu dengan kehidupan yg kelak mengisi sisa hidupmu?"

Itu cuma ilustrasi. Tapi itu menggambarkan kebijakan pilihan. Ketika dirimu memutuskan melangkah, siapkah dengan apa yg akan dirimu hadapi?
Siap? Ikhlaskah...?
Ikhlas? Mampu bertahankah...?

Pertimbangan2 itu yg membuat dirimu bijaksana sebelum melangkah.

Sepengetahuanku, dirimu bukan perlu seorang yg bisa membuatmu lurus..
Menjadi lurus adalah pilihan. Sekali dirimu ingin kesana, tak peduli soulmate mu spt apa, selama dia muslim, dirimu tetap bisa belajar islam dan iman. Dari buku, dari jamaah, dari guru2.
Dirimu tetap bisa menambah amalan, puasa, sholat, dzikir, apapun...
Memang sih, bersama yg 'lurus' akan lebih sejalan

Sepengetahuanku, dirimu lelah dg kehidupan lamamu dan kehidupan yg dirimu inginkan. Utamanya hanya lepas dari yg lama lalu mencoba yg baru

Sepengetahuanku, yg paling dirimu inginkan adl passion. Gairah menjalani hidup. Mungkin akan ada kerikil tapi dg gairah, dirimu akan tetap berjalan
Mungkin hanya rutinitas, tapi dengan gairah, dirimu tak akan bosan
Mungkin saat2 indah, tapi dg gairah, dirimu akan merasa luar biasa
Mungkin hanya hal2 sepele, tapi dg gairah, dirimu akan merasa indah

Sekali lagi, disinilah bijaksana memilih jalan hidup harus disiapkan:
Jika dirimu memilih memperindah tujuan akhir. Persiapkan hati, dirimu sendiri, bekal sekalipun ini memerlukan kesabaran. Tapi jg waktu untuk dirimu lbh matang, dan waktu untuk Tuhan memberi bekal2 lebih.
Jika dirimu memilih langkah awal. Persiapkan hati, dirimu sendiri dan keikhlasan dengan apapun yg dirimu temui di tujuanmu.
Jika dirimu memilih proses perjalanannya dari awal ke akhir, lapangkan dada untuk beradaptasi, diskusi, menyesuaikan diri, dg pertengkaran2 kebaikan, apapun

Apapun pilihanmu. Tidak ada yg salah. selalu ada jalan untuk berimprovisasi, jalan untuk berbelok, jalan alternatif, bahkan jalan untuk lari. Selama dirimu berani untuk berproses

Be Wise

Kamis, 11 Mei 2017

catatan bijak

"Gantungkan cita2mu setinggi langit"

Hidup ini pilihannya cuma 2... Menikmati kehidupan yg sudah ada, sakdermo nglakoni..
Atau sebagaimana yg aku jalani..menggantungkan kehidupan setinggi mungkin dan...sekalipun dicerca, sekalipun penuh perjuangan, sekalipun diisi banyak kejatuhan... terus meraih, meraih, meraih.. Karena aku ingin kehidupan yg bukan sekedar bisa kunikmati, tapi juga bisa aku banggakan dan bisa aku bagikan serta bisa aku wariskan kepada anakku..
-------
Pandangan Dari Diri Sendiri:

Suatu ketika, sepulang kerja, ketika keringat masih menetes. Seorang sahabat mengomentari, 'mbok gak usah ngoyo ngene, syukuri apa yg ada. Bukankah meja makan sudah bisa diisi... Gak usah pengen munggah genteng, nek tibo... Lebih sakit dibandingkan jatuh dari meja...'

Itu jawaban baik dari seorang teman.
Itu jawaban bijak juga.
Tapi itu bukan jawaban pas untukku. Jadi aku berkata:

'Aku bisa memenuhi meja makan, aku juga sudah bisa berdiri di atas meja itu. Tapi kita andaikan bahwa tanah ini adalah batas terendah kehidupan ini maka aku katakan 4 hal:

1. Seandainya kamu berdiri diatas meja dan aku naik ke atas genteng lalu kita jatuh, aku akui aku lebih sakit. Tapi kemana kita jatuh? Paling banter ya ke tanah ini, kamu dan aku. Nggak bakal. Lebih dalam lagi. Sama kan..

2. Tapi, seandainya kita berhasil. Kamu bisa memberi makan dari mejamu dan aku bisa memberi naungan seisi rumah termasuk meja itu, aku bisa melihat jauh lebih luas dari meja itu..
3. Ketahuilah, ketika aku naik ke atas genteng, aku sudah melewati ketinggian meja itu di tempatmu berdiri. Aku bisa berhenti, tapi aku memilih naik terus agar kelak aku tidak cuma mewariskan meja, aku ingin mewariskan rumah!

4. Seandainya sama2 kita awali dengan Bismillah, dan Allah menjabbah ikhtiar kita. Seberapa besar wadah yg kita perjuangkan untuk rezekiNya? Seberapa banyak yang bisa ditampung meja?
Allah Maha Kuasa, maka jgn batasi diri kita cm utk mendapat curahan sebesar meja'
-------
Pandangan Dari Sekitar Kita:

Aku seorang yg memilih jalan meraih genteng. Kamu, sahabatku, boleh memilih kehidupanmu sendiri. Tapi, saat kamu lihat aku bersusah payah naik ke genteng:

1. Jangan kamu lemahkan aku, harusnya kamu dukung aku, dengan semangat dan doamu..
2. Jika kamu tak sampai hati melihatku begini, ulurkan tanganmu... Bantu aku.
3. Jika karena lelah, aku baringkan tubuhku, jangan kamu ganggu aku karena kamu tahu energi yang harus aku pakai esok hari dan keesokan harinya, dan esoknya lagi
-----
Pandangan Dari Keyakinanku
Allah itu Maha Asik.. Maha Hebat... Dia bisa Trriiing..dan segunung harta jatuh dipangkuanku

Dia bisa Trriiingg...dan Firaun mati di kaki Musa. Trriiing... Kaum Yahudi jadi penganut Islam. Trriiiinngg... dan kaum kafir Quraisy mati kabeh..
Tapi knp Musa harus berjuang membawa umatnya dari satu daerah ke daerah lain hanya demi selamat dari pedang Firaun? Kenapa Allah biarkan Yahudi membantai pengikut Isa, memenggal kepala Nabiyullah Yahya? Kenapa paman Nabi, Hamzah harus terburai ususnya, Rasul harus hijrah ke Medinah, berperang demi membela Nama Allah?
Jawabnya...
Karena Allah memberi yg PANTAS buat perjuangan kita,
Karena Allah membuat bernilai yg kita punya.
Jadi, teman. Seberapa tinggi dirimu gantungkan cita2. Seberapa bernilai dirimu set cita2mu..